Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu
Keywords:
kinerja bidan, menurunkan angka kejadian partus lamaAbstract
Menurut WHO, pengenalan partograf sebagai protokol dalam menolong persalinan terbukti dapat mengurangi persalinan lama dari 6,4% menjadi 3,4%.9 Kegawatan bedah caesaria turun dari 9,9% menjadi 8,3% dan lahir mati intrapartum dari 0,5% menjadi 0,3%. Kehamilan tunggal tanpa faktor komplikasi mengalami perbaikan, kejadian bedah cesaria turun dari 6,2% menjadi 4,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi frekuensi angka kejadian partus lama di RSUD Rokan Hulu Tahun 2013, Mengetahui keterampilan dan kepatuhan Bidan dalam menggunakan partograf yang melakukan rujukan di RSUD Rokan Hulu, Membandingkan keterampilan dan kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf sebelum dan sesudah diberikan intervensi, dan Mengetahui distribusi frekuensi angka kejadian partus lama yang berasal dari Wilayah Kerja Puskesmas Tambusai di RSUD Rokan Hulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen yang bersifat one group pretest-posttest. Hasil dari penelitian ini adalah masih bayaknya kejadian partus lama yang ada di Rokan Hulu sebanyak 66 orang dengan kejadian partus lama didaerah Tambusai sebanyak 10 orang (15.15%), sehingga dapat dilihat dari 27 orang Bidan, yang terampil menggunakan partograf sebelum intervensi adalah 20 orang (74,07%), dan tidak terampil yaitu 7 orang (25,93%), Sedangkan keterampilan bidan sesudah intervensi yang terampil yaitu 26 orang (96,30%), dan tidak terampil yaitu 1 orang (3,70%), dan diperoleh dari kepatuhan bidan sebelum intervensi yang patuh yaitu 4 orang (14,81%), dan tidak patuh yaitu 23 orang (85,19%), Sedangkan kepatuhan bidan sesudah intervensi yang patuh yaitu 10 orang (37,04%), dan tidak patuh yaitu 17 orang (62,96%). Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah Keterampilan bidan tentang partograf di Wilayah Kerja Puskemas Tambusai sebelum intervensi sudah baik, namun masih ada 7 orang (25,93%) yang belum terampil dalam menggunakan partograf, hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengulangan atau penerapan partograf tersebut oleh bidan dalam melakukan manajemen persalinan.References
Bekti Sayekti. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Partograf Oleh Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Di Kabupaten Klaten, 1-2
DepKes RI. 2008. Acuan persalinan normal. Jakarta: JNPK-KR, 57-64.
Depkes Ri. 2010. Profil Departemen Kesehatan RI. www. Depkes.go.id (Diakses 03 Februari 2013)
DinKes Kab. Rohul. Laporan tahunan seksi kesehatan keluarga & gizi tahun 2011.
RSUD. 2011. Buku Register Ruang Melati. Kabupaten Rokan Hulu
Karwati dkk. 2011. Asuhan Kebidanan (Kebidanan Komunitas). Jakarta: TIM, 13-21
Manuaba Ida dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC: 156-157, 385-389
Notoadmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 163-165
Riau Pos. 2013. Angka Kematian Ibu Dan Anak Masih Tinggi. http//riaupos.com (Diakses 22 januari 2013)
Hastono dkk. Statistik Kesehatan. Jakarta:Rajagravindo Persada, 114-120
Vicky Chapman. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran. Jakarta : EGC, 90-92